Welcome to the Indonesia Tourism Forum, Where You Can Find Any Information About Indonesia.
Results 1 to 2 of 2

Thread: Seni Bantengan

  1. #1

    Seni Bantengan

    Kesenian Bantengan merupakan sebuah seni tradisional rakyat di Kabupaten Mojokerto. Selanjutnya berkembang menjadi satu seni tradisi yang dikembangkan secara turun temurun oleh masyarakat. Kesenian Bantengan sekarang ini mengalami perkembangan yang begitu pesat di wilayah Kabupaten Mojokerto, khususnya Pacet . Sebab kesenian ini diyakini sebagai daerah tempat lahirnya seni bantengan ini. Namun, tak hanya di Pacet, di Trawas juga banyak terdapat kelompok kesenian bantengan.
    Guna melestarikan seni Bantengan, Pemerintah Daerah Kabupaten Mojokerto setiap tahun menggelar festival seni Bantengan. Rata-rata diikuti oleh sekitar 60 kelompok/grup seni bantengan yang berasal dari wilayah Kabupaten Mojokerto. Dalam even ini banyak hadiah yang disediakan termasuk hadiah utama berupa piala bergilir Bupati Mojokerto. Tentu ini menjadi kabar yang membahagiakan bagi para wisatawan pemburu even unik. Bagi pecinta fotografi juga layak menjadikan even ini sebagai ‘even wajib’ untuk berburu foto atraktif dan estetik.
    Hal ini membuktikan bahwa kesenian Bantengan tumbuh menjadi seni tradisional asli Indonesia yang layak mendapat apresiasi. Kemajuan dan perkembangan kesenian ini tidak lepas dari peran serta masyarakat yang selalu mendukung seni Bantengan. Pemerintah Mojokerto sebagai fasilitator selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk menunjangya. Makin berkembangnya jumlah kelompok seni Bantengan di Kabupaten Mojokerto diharapkan ke depannya mampu menjadi ikon wisata kreatif Kabupaten Mojokerto.
    Nah, untuk mengetahui asal-usul kesenian ini, berikut kisah awal yang menyertai ‘kelahirannya. Kesenian rakyat Bantengan berasal dari Kecamatan Pacet tepatnya di desa Made yang dahulunya merupakan desa yang berdekatan dengan lereng Gunung Welirang. Konon kawasan hutan tersebut banyak hidup bermacam-macam hewan liar termasuk diantaranya banteng yang saat ini sudah dapat dikatakan punah di daerah tersebut.
    Pada saat itu, seorang penduduk desa Made yang bernama Paimin tengah memasuki hutan dan mendapatkan seonggok kerangka banteng yang masih lengkap. Kerangka banteng itu dengan susah payah dibawa pulang dan dibersihkan. Kemudian ditempatkan di salah satu tempat di rumahnya. Kejadian itu berhasil menginspirasi Paimin untuk mengenang satwa banteng tersebut.
    Lalu dibuatlah sebuah rekayasa aksi dengan sebuah atraksi. Atraksi yang selanjutnya disebut dengan Bantengan itu dimainkan dua orang. Satu orang di bagian depan memainkan kepala dan sekaligus sebagai kaki depan. Sementara satu orang lainnya di belakang sebagai pinggul sekaligus sebagai kaki belakang. Atraksi gerakannya menggambarkan gerakan dan perilaku banteng sewaktu sedang berkelahi atau marah.
    Untuk menyemarakkan atraksi itu dilengkapi dengan musik terbang dan jidor sebagai pengiringnya. Dalam atraksi ditampilkan banteng sedang berlaga dengan satwa lain seperti harimau, kera dan burung. Atraksi yang hampir mirip kesenian khas Ponorogo, Reog. Tahun-tahun terakhir, Bantengan mulai dikembangkan dengan kolaborasi kesenian pencak silat dan barongsai.


    Last edited by mojokerto; 28-08-2015 at 17:42.

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •  
2011